Untukmu yang Selalu Dirundung Kesedihan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
!!! PERINGATAN !!!
Sebagaimana obat yang ada aturan pakainya, tulisan ini juga ada aturannya. Jangan sampai kaya obat yang ada tulisan"kocok dahulu sebelum diminum" tapi langsung diminum, terus langsung kau minum, tiba-tiba kau goyang-goyang gak jelas biar kekocok diperut, mending masih bocah mah lucu, nah ini udah gede...
Oke, balik lagi ke peringatan
1. Saya disini bukan psikiater, gak ada basic psikologi. Anggap aja ini temenmu yang paling gateli, karena kadang nasihat dari seorang teman akan lebih tersampaikan daripada petuah dari 1.000 orang bijak
2. Kaya disuntik, sakit. Penyampaian disini mungkin gak halus, gak berkenan dihati, tetapi mungkin akhirnya bisa menjadi sebuah pencerahan.
3. Baca sampai selesai, ini bukan terms & agreement software yang bisa diskip seenaknya.
4. Terakhir, kalau gak mau baca, silakan keluar dari tulisan ini, pakai lagi topengmu, lanjutkan kehidupanmu yang penuh kepalsuan itu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Depresi atau Sensasi?
Depresi, euh penyakit yang agaknya mulai sering dirasain semua orang. Dikit-dikit depresi, dikit-dikit ngeluh, tuh kan malah ikutan ngeluh, ironi. Begini, dari dulu yang namanya sedih sudah ada, cuma karena dirimu sekarang merasa seorang Homo Deus, apa-apa merasa paling benar, apapun tersedia untukmu. Kalau dulu sedih ya sedih aja. Sekarang sedihmu terfasilitasi, misal udah sedih galauin pacar, ngeliat akun sosial media terus ngeliat pacarmu lagi update sama manusia lain, iya lah kau tambah sedih. Terus self judge kalau lagi kena depresi. Yakin sereceh itu depresi?
"Jangan anggap remeh depresi, bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dimana saja, camkan itu!"
-Nemu di timeline medsos
Yaudah, gini deh, depresi itu nggak banget dijadikan tren. Kalau udah kena, butuh treatment khusus.Makanya gak usah kena gituan. Butuh alasan? Nih
1. Orang Depresi, Lemah Iman?
Hmm, ada sisi benarnya juga pernyataan (atau pertanyaan) di atas.
"ada tuh yang rajin ibadah tapi tetep depresi, kadang nekat self harm"
Begini, kita semua tahu semua agama melarang bunuh diri, karena bunuh diri bukan jalan keluar. Kalau alasanmu gak ada lagi yang bisa mengerti dirimu, merasa hidup ini gak ada gunanya, maka kamu sudah "menghapuskan" Tuhan dari hidupmu, hebat juga. Pikirmu Siapa yang membuatmu, yang lebih tahu tentangmu, yang mengetahui isi hatimu, dan Satu-satunya tempatmu berkeluh kesah dalam sujudmu, dalam doamu yang penuh pengharapan? Ah entahlah, kitab-Nya saja sebagai tuntunan hidup sudah jarang kau baca bagaimana kau bisa mengerti? Lagi pula, Tuhan, Allah swt. selalu mendengarmu ko, tidak peduli siapa pun dirimu. Saya pun disini bukan berlagak sok suci, masih awam, namun Saya tahu kalau agama adalah solusi utama dan pertama, sebuah landasan hidup.
2. Dirimu bukan orang spesial
Setiap orang dilahirkan berbeda satu sama lain, dengan keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Kalau semua orang berbeda, maka perbedaan itu adalah hal yang normal. Kalau dirimu masih berasa orang yang butuh treatment "spesial", duniamu masih terlalu sempit. Justru jika menemukan suatu kesamaan nilai justru hal itu yang patut dikatakan spesial. Dirimu bukanlah insan yang spesial bagi orang banyak, namun bagi kelompok kecil, kamu adalah anugerah, entah itu keluarga, sahabat, atau teman yang kau anggap menyebalkan sekali pun. Ceritakan keluh kesahmu pada orang-orang tersebut yang tak lagi kau anggap sekarang karena terlalu sibuk
3. Sadar Diri dan Menyerahlah
Orang lain yang coba menemanimu kau sebut gangguan, yang menasihatimu kau hardik "lu gak ngerti perasaan gua!", hingga orang lain menyerah padamu dan kau bergumam "semua orang meninggalkan Aku, gak ada yang paham." Sadar dirilah akan kedudukanmu, dasar kau makhluk egois.
Orang lain yang coba menemanimu kau sebut gangguan, yang menasihatimu kau hardik "lu gak ngerti perasaan gua!", hingga orang lain menyerah padamu dan kau bergumam "semua orang meninggalkan Aku, gak ada yang paham." Sadar dirilah akan kedudukanmu, dasar kau makhluk egois.
Dirimu bukan orang kuat, dirimu adalah insan yang rapuh, menyerahlah.
Selalu merasa paling benar, tak butuh orang lain, kau pikir hidupmu hanya seputar egomu? Peduli setan dengan sedihmu, orang lain yang ingin melihat senyummu, yang menghargaimu jauh lebih banyak, hanya kau tidak sadar, kesedihanmu membuatmu buta rasa, sadarlah. Menyerahlah untuk berlaku seenak udelmu sendiri, akui dirimu sendiri, beri penghargaan.
...
Saya paham Saya tidak pantas menilai atau menghakimimu, dirimu sedang berada dalam titik nadir kehidupan, namun bukan berarti bukan berarti dirimu tak bisa merangkak keluar dari lembah tersebut. Hal-hal yang membuat orang lain depresi pun berbeda-beda, kita tahu akan hal itu, dari hal yang dianggap remeh sampai hal luar biasa diluar akal, tapi itu bukan alasanmu untuk pasrah tanpa perlawanan, you are worthy to be happy.
Tertanda,
Orang yang pernah ada diposisimu dahulu
...
Saya paham Saya tidak pantas menilai atau menghakimimu, dirimu sedang berada dalam titik nadir kehidupan, namun bukan berarti bukan berarti dirimu tak bisa merangkak keluar dari lembah tersebut. Hal-hal yang membuat orang lain depresi pun berbeda-beda, kita tahu akan hal itu, dari hal yang dianggap remeh sampai hal luar biasa diluar akal, tapi itu bukan alasanmu untuk pasrah tanpa perlawanan, you are worthy to be happy.
Tertanda,
Orang yang pernah ada diposisimu dahulu
Komentar
Posting Komentar